RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Nama
Sekolah : SMA Negeri Semarang
Kelas/Semester : XII IPS/ Ganjil
Mata
Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi : Peristiwa Madiun
1948 dan implikasinya terhadap integrasi
bangsa Indonesia
Alokasi
Waktu : 2 x 45 Menit (1
Pertemuan)
A. KOMPETENSI
INTI
1
|
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
|
2
|
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
|
3
|
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
|
4
|
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
|
B. KOMPETENSI
DASAR
1.2
|
Mengamalkan hikmah kemerdekaan sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME, dalam kegiatan
membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
|
2.1
2.2
2.3
|
Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang
dalam mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah.
Menunjukan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan
para pelaku sejarah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara Indonesia.
|
3.1
3.2
|
Mengevaluasi upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi
ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan
pemberontakan.
Mengevaluasi
peran tokoh Nasional dan Daerah yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948 – 1965.
|
4.1
4.2
|
Merekonstruksi upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi
ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan
pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta,
G-30-S/PKI) dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Menulis sejarah
tentang tokoh nasional dan daerah yang berjuang mempertahankan keutuhan
negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948- 1965.
|
C. INDIKATOR
KETERCAPAIAN PEMBELAJARAN
1.2.1
1.2.2
1.2.3
|
Mendoakan para
pejuang yang telah membawa kita ke depan pintu kemerdekaan.
Bekerja sama dengan
pemeluk agama lain dalam berbagai kegiatan di sekolah.
Memberi kesempatan
kepada orang lain ketika hendak beribadah.
|
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.3.1
2.3.2
|
Menggunakan kalimat
yang baik dan sopan ketika berbicara dengan orang lain.
Bekerjasama dalam kerja
kelompok tanpa membedakan agama peserta didik.
Berembuk dalam menyelesaikan
setiap masalah untuk menghindari hal yang merugikan.
Menolak ajakan orang
lain untuk merusak benda-benda peninggalan sejarah Indonesia
Memilih tidak berbuat
curang ketika mengerjakan tugas yang diberikan guru
Bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan dengan menyelesaikannya sebaik mungkin.
Berperan serta secara
aktif ketika mendapat tugas kelompok dalam proses pembelajaran
Memprakarsai kampanye
anti bullying di lingkungan sekolah
sendiri
Menunjukkan
kematangan bertindak dalam kegiatan organisasi sekolah
|
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
|
Menilai upaya
perjuangan pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Madiun pada
tahun 1948 secara lisan
Mengapresiasi
perjuangan pemerintah Indonesia dalam menjaga integrasi bangsa pada peristiwa
Madiun tahun 1948 secara lisan
Membuktikan kembali
keterlibatan Musso dalam peristiwa Madiun tahun 1948
Membuktikan kembali
keterlibatan Partai Komunis Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948
Mengapresiasi peran
tokoh nasional dalam menyelesaikan konflik di Madiun tahun 1948.
Menyimpulkan upaya
pemerintah Indonesia dalam mempertahankan integrasi bangsa
|
4.1.1
4.2.1
|
Mempresentasikan
berbagai upaya pemerintah Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948 sebagai
usaha mempertahankan integrasi bangsa
Membuat laporan
kelompok mengenai peran tokoh-tokoh nasional maupun daerah dalam peristiwa
Madiun tahun 1948
|
D. MATERI
PEMBELAJARAN
1. Pecahnya
peristiwa Madiun tahun 1948
2. Keterlibatan
Partai Komunis Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948
3. Keterlibatan
Musso dalam peristiwa Madiun tahun 1948
4. Peran
tokoh nasional dalam menyelesaikan konflik di Madiun tahun 1948
5. Upaya
pemerintah dalam mempertahankan integrasi bangsa dari berbagai konflik
E. LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
Kegiatan
|
Langkah-langkah Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
Awal
|
-
Guru masuk ke kelas
dan memberi salam kemudian dijawab oleh peserta didik
-
Peserta didik dan
guru bersama-sama membaca doa dipimpin oleh ketua kelas
-
Guru mengecek
presensi peserta didik
-
Peserta didik diberi
motivasi untuk terus meningkatkan kualitas belajar dan kualitas ibadahnya
sebagai bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri
-
Peserta didik berbagi
pengalaman mereka selama libur semester
-
Guru menyampaikan indikator ketercapaian pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik.
|
15 Menit
|
Inti
|
-
Peserta didik dibagi
menjadi 5 kelompok heterogen seperti yang tercantum dalam langkah-langkah
model pembelajaran Group Investigation.
-
Kelompok 1, latar
belakang pecahnya konflik di Madiun tahun 1948
-
Kelompok 2, keterlibatan
Partai Komunis Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948
-
Kelompok 3,
keterlibatan Musso dalam peristiwa di Madiun tahun 1948
-
Kelompok 4, upaya
pemerintah Indonesia dalam mempertahankan bangsa dari berbagai upaya
disintegrasi
-
Kelompok 5, peran
tokoh nasional dalam menyelesaikan konflik di Madiun tahun 1948
Mengamati
-
Peserta didik
disampaikan materi upaya pemerintah dalam mempertahankan bangsa dari berbagai
upaya disintegrasi
-
Kelompok peserta
didik mencermati materi
-
Kelompok peserta
didik membuat catatan dari apa yang diamatinya
Menanyakan
-
Masing-masing
kelompok membahas materi tugas secara kooperatif berisi penemuan hasil
investigasi
-
Kelompok peserta
didik bertanya apabila ada hal-hal yang belum dipahami
-
Setiap kelompok
mendiskusikan tugas yang sudah diberikan
Mengumpulkan
Informasi
-
Setiap kelompok
mencari sumber-sumber baru, baik dari buku pelajaran, browsing di internet
yang berkaitan dengan upaya pemerintah mempertahankan integrasi bangsa,
peristiwa madiun 1948, peran serta keterlibatan tokoh
-
Kelompok peserta
didik bertanya apabila ada materi dari sumber yang ditemukan belum
dipahami
Mengasosiasi
-
Setiap kelompok
membuat catatan hasil temuan mereka
-
Guru membimbing
kelompok dalam membuat laporan investigasinya
Mengkomunikasikan
-
Juru bicara kelompok mempresentasikan
hasil pembahasannya
-
Kelompok yang lain
bertanya dan memberi tanggapan
Membuat
Karya
-
Setiap kelompok
peserta didik memperbaiki dan membuat laporan
investigasinya setelah
presentasi, tanya jawab, dan tanggapan yang diberikan kelompok lain
|
60 menit
|
Penutup
|
-
Guru memberi
klarifikasi terkait hasil investigasi
-
Guru mengukur
indikator ketercapaian pembelajaran
-
Peserta didik dan
guru merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan
-
Peserta didik diberi
motivasi bahwa kerjasama yang baik akan memudahkan setiap pekerjaan
-
Peserta didik
diberikan tugas untuk mempelajari materi tentang DI/TII
-
Peserta didik dan
guru bersama-sama berdoa dipimpin oleh ketua kelas
|
15 menit
|
F. PENDEKATAN
PEMBELAJARAN
Pendekatan Scientific
digunakan dalam proses pembelajaran, didukung juga dengan ceramah disertai
tanya jawab.
G. MEDIA
PEMBELAJARAN
1. Powerpoint
upaya pemerintah dalam mempertahankan keutuhan bangsa dari berbagai konflik
dalamk negeri
2. Gambar
Puteri Indonesia tahun 2015
3. Video
Asvi Warman Adam tentang peristiwa Madiun 1948
4. Gambar
Moh. Hatta
5. Gambar
Musso
6. Gambar
Amir Syarifudin
7. Gambar
Sjahrir
8. Gambar
Jenderal Soedirman
9. Gambar
Kolonel Gatot Subroto
10. Gambar
Kolonel Soengkono
H. ALAT
PEMBELAJARAN
1. Notebook
2. LCD
Projector
3. Lembar
Diskusi Peserta Didik
4. Lembar
Kerja Peserta Didik
I. SUMBER
BELAJAR
Kahin,
George Mc. Turnan. 1995. Refleksi
Pergumulan Lahirnya Republik : Nasionalisme dan
Revolusi di Indonesia. Cetakan
kedua. Yogyakarta : Universitas Sebelas Maret Press bekerjasama dengan Pustaka Sinar
Harapan.
Poesponegoro,
Marwati Djoened. Notosusanto. 1993. Sejarah
Nasional Indonesia Jilid VI. Cetakan kedelapan. Jakarta : Balai Pustaka.
Ricklefs,
M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008.
Cetakan ketiga. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
J. EVALUASI PEMBELAJARAN (Terlampir)
1. Penilaian
Religi dan Sikap
a. Jurnal
kegiatan, lembar observasi religi, dan lembar observasi sikap
2. Penilaian
Pengetahuan
a. Tes
Pilihan Ganda
3. Penilaian
Keterampilan
a. Lembar
diskusi kelompok dan presentasi, serta lembar penilaian tugas kelompok.
Mengetahui,
Kepala
Sekolah SMA Negeri Semarang
______________________________
|
Semarang,
26 Mei 2015
Guru
Mata Pelajaran Sejarah
|
LAMPIRAN
I MATERI :
1. LATAR
BELAKANG PERISTIWA MADIUN
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945, muncul berbagai organisasi yang membina kader-kader mereka,
termasuk sayap kiri atau golongan kiri dan golongan sosialis. Selain tergabung
dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga
terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang
diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta. Yang ikut
dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit
dan Syam Kamaruzzaman, melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan
beberapa komandan brigade, antara lain Kolonel Djoko Soejono, Letkol. Soediarto
(Komandan Brigade III, Divisi III), Letkol. Soeharto Komandan Brigade X, Divisi
III, Letkol. Dahlan, Kapten Soepardjo, Kapten Abdul Latief dan Kapten Oentoeng
Samsoeri.
Pada bulan Mei 1948 bersama Soeripno, Wakil
Indonesia di Praha, Muso, kembali dari Moskwa, Uni Soviet. Tanggal 11 Agustus,
Muso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai
Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung
dengan Muso, antara lain Amir Sjarifuddin Harahap, Setyadjit Soegondo dan kelompok
diskusi Patuk. Pada era ini aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi,
dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai. Banyak
reska perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun
dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.
Pada 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur,
RM Ario Soerjo, dan mobil 2 perwira polis dicegat massa pengikut PKI di
Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur. Ke-3 orang tersebut dibunuh dan jenazah nya
dibuang di dalam hutan. Demikian juga dr. Moewardi yang sering menentang
aksi-aksi golongan kiri, diculik ketika sedang bertugas di rumah sakit Solo,
dan kabar yang beredar ia pun juga dibunuh. Tuduhan langsung dilontarkan, bahwa
pihak lainlah yang melakukannya. Di antara yang menjadi korban juga adalah Kol.
Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah
alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.
Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah
RI, termasuk Wakil Presiden Mohammad Hatta telah dipengaruhi oleh Amerika
Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin
Harry S. Truman, Presiden AS yang mengeluarkan gagasan Teori Domino. Truman
menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka
negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti
layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam
memerangi komunis di seluruh dunia.
Sebelumnya pada 21 Juli 1948 telah diadakan
pertemuan rahasia di hotel "Huisje Hansje" Sarangan, Plaosan,
Magetan|sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Soekiman
Wirjosandjojo (Menteri Dalam Negeri), Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala
Polisi Soekanto Tjokrodiatmodjo, sedangkan di pihak Amerika Serikat hadir
Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti
Graham yang mewakili Amerika Serikat dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam
pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan
Sarangan", diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red
Drive Proposal (proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo
Campbell, Soekanto berangkat ke Amerika Serikat guna menerima bantuan untuk
Kepolisian RI. Campbell yang menyandang gelar resmi Atase Konsuler pada
Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Jakarta, sesungguhnya adalah anggota
Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika Serikat.
Selain itu dihembuskan isu bahwa Soemarsoso, tokoh
Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio di Madiun telah mengumumkan
terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi Karesidenan Madiun. Namun
Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa pada dia
mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi
pemberontakan PKI. Dia mengatakan bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan
terhadap ancaman dari pemerintah pusat.
Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam
pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia,
untuk memilih: Muso atau Soekarno - Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata,
yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan pada
zaman Orde Baru kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI.
2. MUSSO
DALAM PERISTIWA MADIUN 1948
Musso seorang tokoh komunis Indonesia yang memimpin
Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan pada
Pemberontakan Madiun 1948. Dia adalah pengikut Stalin dan anggota dari
Internasional Komunis di Moskwa. Pada tahun 1925 beberapa orang pemimpin PKI
membuat rencana untuk menghidupkan kembali partai ini pada tahun 1926, meskipun
ditentang oleh beberapa pemimpin PKI yang lain seperti Tan Malaka. Pada tahun
1926 Musso menuju Singapura dimana dia menerima perintah langsung dari Moskwa
untuk melakukan pemberontakan kepada penjajah Belanda. Musso dan pemimpin PKI
lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskwa, bertemu dengan Stalin, dan
menerima perintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai
menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional. Akan
tetapi pikiran Musso berkata lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa
pemberontakan PKI di beberapa kota termasuk Batavia, tetapi pemberontakan itu
dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin ditangkap. Setelah
keluar dari penjara Musso pergi ke Moskwa, tetapi kembali ke Indonesia pada
tahun 1935 untuk memaksakan "barisan populer" yang dipimpin oleh 7
anggota Kongres Komintern. Akan tetapi dia dipaksa untuk meninggalkan Indonesia
dan kembali ke Uni Soviet pada tahun 1936.
Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Indonesia
lewat Yogyakarta. Pada tanggal 5 September 1948 dia memberikan pidato yang
menganjurkan agar Indonesia merapat kepada Uni Soviet. Pemberontakan terjadi di
Madiun, Jawa Timur ketika beberapa militan PKI menolak untuk dilucuti. Pihak
militer menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan "Republik Soviet
Indonesia" pada tanggal 18 September 1948 dan mengangkat Musso sebagai
presiden dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menteri. Akan tetapi
pemberontakan dapat dipadamkan oleh pihak militer. Pada tanggal 30 September
1948, Madiun direbut oleh TNI dari Divisi Siliwangi. Ribuan kader partai
terbunuh dan sejumlah 36.000 orang dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah
Musso pada tanggal 31 Oktober, ketika rombongannya bertemu dengan pasukan TNI
yang memburunya.
LAMPIRAN
III PENILAIAN
Kelas/Semester :
XII/Ganjil
Mata Pelajaran :
Sejarah Indonesia
Materi : Peristiwa Madiun
1948 dan implikasinya terhadap integrasi
bangsa Indonesia
JURNAL KEGIATAN/CATATAN ANEKDOT
..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
|
LEMBAR
PENILAIAN SPIRITUAL
Petunjuk:
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual
peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4
|
selalu, apabila peserta
didik selalu melakukan sesuai dengan yang diamati
|
3
|
sering, apabila peserta
didik sering melakukan sesuai dan kadang-kadang tidak melakukan dengan yang
diamati
|
2
|
kadang-kadang, apabila
kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan dengan yang diamati
|
1
|
tidak pernah, apabila tidak
pernah melakukan apa yang diamati
|
Nama Peserta didik :
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok/Tema : Perang
Dunia II dan Penguasaan Indonesia oleh Militer Jepang
No.
|
Aspek pengamatan
|
Skor
|
Predikat
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
|
|||||
2
|
Mengucapkan rasa syukur atas nikmat Allah
SWT.
|
|||||
3
|
Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat, bertanya, presentasi.
|
|||||
4
|
Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun
tulisan terhadap Allah SWT saat melihat kebesaran-Nya.
|
|||||
5
|
Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah
saat mempelajari ilmu dan pengetahuan
|
Petunjuk
penskoran :
Skor
akhir menggunakan skala 1 sampai 4, Rumus :
Contoh
: Skor diperoleh 14, skor tertinggi 20, maka skor akhir :
Predikat : Sangat Baik : apabila skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik :
apabila skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup :
apabila skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang :
apabila skor : ≤ 1,33
PEDOMAN PENILAIAN AFEKSI
Tabel
kisi-kisi:
Aspek
|
Nomor
Item Favorabe
|
Nomor
Item Unfavorable
|
Jumlah
item
|
Sikap
|
1,2,3,4,5
|
6,7,8,9,10
|
10
|
Tabel Instrumen :
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
1
|
Saya senang belajar sejarah
|
||||
2
|
Pelajaran sejarah bermanfaat
|
||||
3
|
Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran sejarah
|
||||
4
|
Memiliki buku mata pelajaran sejarah penting untuk setiap peserta
didik
|
||||
5
|
Pelajaran sejarah menyenangkan
|
||||
6
|
Pelajaran sejarah membosankan
|
||||
7
|
Setiap peserta didik tidak harus mempunyai buku pelajaran sejarah
|
||||
8
|
Setiap pelajaran sejarah saya berharap cepat selesai
|
||||
9
|
Pelajaran sejarah tidak bermanfaat untuk kehidupan peserta didik
|
||||
10
|
Saya belajar sejarah karena terpaksa
|
Tabel
keterangan instrumen :
Keterangan
|
Deskripsi
|
Favorable
|
Unfavorable
|
SS
|
Sangat Setuju
|
4
|
1
|
S
|
Setuju
|
3
|
2
|
TS
|
Tidak Setuju
|
2
|
3
|
STS
|
Sangat Tidak Setuju
|
1
|
4
|
Skor
akhir menggunakan skala 1 sampai 4, Rumus :
Contoh : Skor diperoleh 40, skor
tertinggi 40, maka skor akhir :
Predikat
: Sangat Baik : apabila skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik :
apabila skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup :
apabila skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang :
apabila skor : ≤ 1,33
PEDOMAN PENILAIAN
DISKUSI KELOMPOK
Nama
Kelompok
|
Mengkomunikasikan
1-4
|
Mendengarkan
1-4
|
Berargumentasi
1-4
|
Berkontribusi
1-4
|
Jumlah
skor
|
Nilai
=
Keterangan :
a.
Keterampilan mengomunikasikan : kemampuan peserta didik untuk
menggungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.
b.
Keterampilan mendengarkan : dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk tidak
menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya.
c.
Kemampuan berargumentasi : menunjukkan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d.
Kemampuan berkontribusi : dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan
termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik.
PEDOMAN PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK
Nama
Kelompok
|
Mendeskripsikan
1-4
|
Memvisualisasikan
1-4
|
Merespon
1-4
|
Jumlah
Nilai
|
Nilai
=
Keterangan :
a.
Keterampilan menjelaskan : kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi
secara meyakinkan.
b.
Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik
untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau
sekreatif mungkin.
c.
Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik.
PEDOMAN PENILAIAN
KETERAMPILAN
Nama
Kelompok
|
Relevansi
1-4
|
Kelengkapan
1-4
|
Kebahasaan
1-4
|
Jumlah
Nilai
|
Nilai
=
Keterangan :
Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan
diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan mengamati.
a.
Relevansi merujuk
pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran.
b.
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang
terliput atau semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
c.
Kebahasaan menunjukan
bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam
bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah
dipahami).
Skor
rentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
EVALUASI
AKHIR PEMBELAJARAN
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban
yang paling tepat!
1. Jatuhnya
Kabinet Amir Syarifuddin diawali dari kegagalannya dalam Perundingan Renville
yang sangat merugikan Indonesia, disebabkan oleh …
A. Kabinetnya
telah melakukan penyelewengan terhadap UUD 1945
B. Amir
Syarifuddin tidak memiliki kekuatan lagi untuk mengendalikan cabinet
C. Rakyat
tidak percaya lagi dengan kapabilitas Kabinet Amir Syarifuddin
D. Amir
Syarifuddin berambisi menduduki puncak pemerintahan
E. Masyumi
dan PNI menarik dukungan
2. Perhatikan
keterangan di bawah ini!
1. Tokoh
komunis Indonesia
2. Melakukan
pemberontakan terhadap kolonial Belanda 1926
3. 5
September memberikan pidato agar Republik Indonesia merapat ke Uni Soviet
4. Memimpin
pemberontakan di Madiun 1948
Keterangan
di atas merujuk pada tokoh…
A. Amir
Syarifuddin
B. D.N.
Aidit
C. Tan
Malaka
D. Semaun
E. Suripno
3. Organisasi
yang dibentuk Amir Syarifuddin untuk merebut kembali kedudukannya dengan
menggerakan aksi di Madiun ialah…
A. Pemuda
Rakyat
B. Pemuda
Sosialis Indonesia
C. Front
Pembela Rakyat
D. Front
Demokrasi Rakyat
E. Front
Nasional Indonesia
4. Tujuan
dari pecahnya peristiwa di Madiun tahun 1948 ialah…
A. Mengganti
ideologi Republik Indeonesia dengan komunisme
B. Menegakkan
negara militer di Jawa Timur
C. Membentuk
pemerintahan yang demokratis
D. Membela
kepentingan petani dan buruh yang tertindas
E. Mengusir
Belanda yang hendak menguasai kembali Indonesia
5. Perhatikan
nama tokoh berikut!
1. M.
H. Lukman
2. Musso
3. Amir
Syarifuddin
4. Wikana
5. D.
N. Aidit
Pimpinan PKI yang mengadakan perjalanan
ke Surakarta, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, dan Purwodadi untuk
mendorong buruh dan petani mengambil alih tanah milik tuannya, ditunjukkan
dengan nomor…
A. 1,
2, dan 3
B. 1,
2, dan 5
C. 2,
3, dan 4
D. 2,
4, dan 5
E. 3,
4, dan 5
6. Hal
berikut yang bukan pokok-pokok Jalan Baru atau koreksi besar yang dilakukan
Musso ialah…
A. Sejak
proklamasi seharusnya PKI sudah muncul dan berperan sebagai pemimpin revolusi
B. Persetujuan
Renville merupakan kesalahn besar yang mencelakakan dan berbau reaksioner
C. Kabinet
Amir seharusnya tidak mengundurkan diri karena pokok di setiap revolusi adalah
kekuasaan negara
D. Mengadakan pemogokan kerja bagi para buruh di
pedasaan
E. Untuk
sementara di bentuk Front Nasional
7. Daerah
yang dijadikan sebagai daerah kacau (wildwest)
adalah…
A. Surakarta
B. Rembang
C. Pati
D. Jombang
E. Kediri
8. Pasukan
Divisi I dan II di bawah pimpinan Sungkono dan dan kolonel Gatot Subroto
menyeranh bekasi timur
A. Membakar
kota dan membunuh rakyat Madiun
B. Membunuh
para pejabat pemerintahan Madiun
C. Bergabung
dengan pasukan Tan Malaka
D. Menyamar
sebagai masyarakat biasa
E. Bergabung
dengan Masyumi
9.
Gambar
di atas merupakan Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya dalam mengatasi
kejadian di Madiun 1948
A. Kolonel
Gatot Soebroto
B. Kolonel
Sungkono
C. Letnan
Jenderal Soeharto
D. Kolonel
Sutarto
E. Jenderal
Soedirman
10. Faktor
munculnya gejolak sosial bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan, ialah…
A. Adanya
persaingan ideologis dalam partai politik
B. Keinginan
Belanda untuk menguasai Indonesia kembali
C. Rasa
sentimen yang muncul dalam masyarakat kita terhadap Jepang
D. Adanya
fakta bahwa Sekutu membantu Belanda
E. Adanya
pertentangan antara masyarakat kelas bawah dan kelas menengah
Kunci Jawaban
1) E
2) A
3) D
4) A
5) C
6) D
7) A
8) A
9) A
10) A
Setiap
butir soal mempunyai satu poin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar