RPP K13 PKI Madiun

RPP K13 PKI Madiun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah             : SMA Negeri Semarang
Kelas/Semester            : XII IPS/ Ganjil
Mata Pelajaran            : Sejarah Indonesia
Materi                          : Peristiwa Madiun 1948 dan implikasinya terhadap integrasi
  bangsa Indonesia
Alokasi Waktu            : 2 x 45 Menit (1 Pertemuan)
A.    KOMPETENSI INTI
1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B.     KOMPETENSI DASAR
1.2
Mengamalkan  hikmah kemerdekaan  sebagai tanda  syukur kepada Tuhan YME, dalam kegiatan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.1

2.2

2.3
Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
Menunjukan sikap peduli dan proaktif yang dipelajari dari peristiwa dan para pelaku sejarah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara  Indonesia.
3.1

3.2
Mengevaluasi  upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan.
Mengevaluasi peran tokoh Nasional dan Daerah yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948 – 1965.
4.1



4.2
Merekonstruksi  upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan (antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI) dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Menulis sejarah tentang tokoh nasional dan daerah yang berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1948- 1965.

C.     INDIKATOR KETERCAPAIAN PEMBELAJARAN
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Mendoakan para pejuang yang telah membawa kita ke depan pintu kemerdekaan.
Bekerja sama dengan pemeluk agama lain dalam berbagai kegiatan di sekolah.
Memberi kesempatan kepada orang lain ketika hendak beribadah.
2.1.1
2.1.2
2.1.3

2.1.4
2.2.1
2.2.2

2.2.3

2.3.1
2.3.2
Menggunakan kalimat yang baik dan sopan ketika berbicara dengan orang lain.
Bekerjasama dalam kerja kelompok tanpa membedakan agama peserta didik.
Berembuk dalam menyelesaikan setiap masalah untuk menghindari hal yang merugikan.
Menolak ajakan orang lain untuk merusak benda-benda peninggalan sejarah Indonesia
Memilih tidak berbuat curang ketika mengerjakan tugas yang diberikan guru
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dengan menyelesaikannya sebaik mungkin.
Berperan serta secara aktif ketika mendapat tugas kelompok dalam proses pembelajaran
Memprakarsai kampanye anti bullying di lingkungan sekolah sendiri
Menunjukkan kematangan bertindak dalam kegiatan organisasi sekolah
3.1.1

3.1.2

3.1.3
3.1.4

3.1.5

3.1.6
Menilai upaya perjuangan pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Madiun pada tahun 1948 secara lisan
Mengapresiasi perjuangan pemerintah Indonesia dalam menjaga integrasi bangsa pada peristiwa Madiun tahun 1948 secara lisan
Membuktikan kembali keterlibatan Musso dalam peristiwa Madiun tahun 1948
Membuktikan kembali keterlibatan Partai Komunis Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948
Mengapresiasi peran tokoh nasional dalam menyelesaikan konflik di Madiun tahun 1948.
Menyimpulkan upaya pemerintah Indonesia dalam mempertahankan integrasi bangsa
4.1.1

4.2.1
Mempresentasikan berbagai upaya pemerintah Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948 sebagai usaha mempertahankan integrasi bangsa
Membuat laporan kelompok mengenai peran tokoh-tokoh nasional maupun daerah dalam peristiwa Madiun tahun 1948

D.    MATERI PEMBELAJARAN
1.      Pecahnya peristiwa Madiun tahun 1948
2.      Keterlibatan Partai Komunis Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948
3.      Keterlibatan Musso dalam peristiwa Madiun tahun 1948
4.      Peran tokoh nasional dalam menyelesaikan konflik di Madiun tahun 1948
5.      Upaya pemerintah dalam mempertahankan integrasi bangsa dari berbagai konflik

E.     LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan
Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Awal
-          Guru masuk ke kelas dan memberi salam kemudian dijawab oleh peserta didik
-          Peserta didik dan guru bersama-sama membaca doa dipimpin oleh ketua kelas
-          Guru mengecek presensi peserta didik
-          Peserta didik diberi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas belajar dan kualitas ibadahnya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri
-          Peserta didik berbagi pengalaman mereka selama libur semester
-          Guru menyampaikan indikator ketercapaian pembelajaran yang harus dicapai peserta didik.
15  Menit
Inti
-          Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok heterogen seperti yang tercantum dalam langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation.
-          Kelompok 1, latar belakang pecahnya konflik di Madiun tahun 1948
-          Kelompok 2, keterlibatan Partai Komunis Indonesia dalam peristiwa Madiun tahun 1948
-          Kelompok 3, keterlibatan Musso dalam peristiwa di Madiun tahun 1948
-          Kelompok 4, upaya pemerintah Indonesia dalam mempertahankan bangsa dari berbagai upaya disintegrasi
-          Kelompok 5, peran tokoh nasional dalam menyelesaikan konflik di Madiun tahun 1948
Mengamati
-          Peserta didik disampaikan materi upaya pemerintah dalam mempertahankan bangsa dari berbagai upaya disintegrasi
-          Kelompok peserta didik mencermati materi
-          Kelompok peserta didik membuat catatan dari apa yang diamatinya
Menanyakan
-          Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif berisi penemuan hasil investigasi
-          Kelompok peserta didik bertanya apabila ada hal-hal yang belum dipahami
-          Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang sudah diberikan
Mengumpulkan Informasi
-          Setiap kelompok mencari sumber-sumber baru, baik dari buku pelajaran, browsing di internet yang berkaitan dengan upaya pemerintah mempertahankan integrasi bangsa, peristiwa madiun 1948, peran serta keterlibatan tokoh
-          Kelompok peserta didik bertanya apabila  ada  materi dari sumber yang ditemukan belum dipahami
Mengasosiasi
-          Setiap kelompok membuat catatan hasil temuan mereka
-          Guru membimbing kelompok dalam membuat laporan investigasinya
Mengkomunikasikan
-          Juru bicara kelompok mempresentasikan hasil pembahasannya
-          Kelompok yang lain bertanya dan memberi tanggapan
Membuat Karya
-          Setiap kelompok peserta didik memperbaiki dan membuat laporan  investigasinya setelah  presentasi, tanya  jawab, dan  tanggapan yang diberikan  kelompok lain
60 menit
Penutup
-          Guru memberi klarifikasi terkait hasil investigasi
-          Guru mengukur indikator ketercapaian pembelajaran
-          Peserta didik dan guru merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan
-          Peserta didik diberi motivasi bahwa kerjasama yang baik akan memudahkan setiap pekerjaan
-          Peserta didik diberikan tugas untuk mempelajari materi tentang DI/TII
-          Peserta didik dan guru bersama-sama berdoa dipimpin oleh ketua kelas
15 menit

F.      PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Scientific digunakan dalam proses pembelajaran, didukung juga dengan ceramah disertai tanya jawab.
G.    MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Powerpoint upaya pemerintah dalam mempertahankan keutuhan bangsa dari berbagai konflik dalamk negeri
2.      Gambar Puteri Indonesia tahun 2015
3.      Video Asvi Warman Adam tentang peristiwa Madiun 1948
4.      Gambar Moh. Hatta
5.      Gambar Musso
6.      Gambar Amir Syarifudin
7.      Gambar Sjahrir
8.      Gambar Jenderal Soedirman
9.      Gambar Kolonel Gatot Subroto
10.  Gambar Kolonel Soengkono

H.    ALAT PEMBELAJARAN
1.      Notebook
2.      LCD Projector
3.      Lembar Diskusi Peserta Didik
4.      Lembar Kerja Peserta Didik

I.       SUMBER BELAJAR
Kahin, George Mc. Turnan. 1995. Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik : Nasionalisme dan  Revolusi di Indonesia. Cetakan  kedua. Yogyakarta : Universitas Sebelas Maret  Press bekerjasama dengan Pustaka Sinar Harapan.
Poesponegoro, Marwati Djoened. Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Cetakan kedelapan. Jakarta : Balai Pustaka.
Ricklefs, M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Cetakan ketiga. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

J.       EVALUASI  PEMBELAJARAN (Terlampir)
1.      Penilaian Religi dan Sikap
a.       Jurnal kegiatan, lembar observasi religi, dan lembar observasi sikap
2.      Penilaian Pengetahuan
a.       Tes Pilihan Ganda
3.      Penilaian Keterampilan
a.       Lembar diskusi kelompok dan presentasi, serta lembar penilaian tugas kelompok.


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Negeri Semarang




______________________________
Semarang, 26 Mei 2015
Guru Mata Pelajaran Sejarah























LAMPIRAN I MATERI :
1.      LATAR BELAKANG PERISTIWA MADIUN
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagai organisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk sayap kiri atau golongan kiri dan golongan sosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai Sosialis Indonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta. Yang ikut dalam kelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit dan Syam Kamaruzzaman, melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapa komandan brigade, antara lain Kolonel Djoko Soejono, Letkol. Soediarto (Komandan Brigade III, Divisi III), Letkol. Soeharto Komandan Brigade X, Divisi III, Letkol. Dahlan, Kapten Soepardjo, Kapten Abdul Latief dan Kapten Oentoeng Samsoeri.
Pada bulan Mei 1948 bersama Soeripno, Wakil Indonesia di Praha, Muso, kembali dari Moskwa, Uni Soviet. Tanggal 11 Agustus, Muso tiba di Yogyakarta dan segera menempati kembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dan komandan pasukan bergabung dengan Muso, antara lain Amir Sjarifuddin Harahap, Setyadjit Soegondo dan kelompok diskusi Patuk. Pada era ini aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihak menyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai. Banyak reska perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuh.
Pada 10 September 1948, mobil Gubernur Jawa Timur, RM Ario Soerjo, dan mobil 2 perwira polis dicegat massa pengikut PKI di Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur. Ke-3 orang tersebut dibunuh dan jenazah nya dibuang di dalam hutan. Demikian juga dr. Moewardi yang sering menentang aksi-aksi golongan kiri, diculik ketika sedang bertugas di rumah sakit Solo, dan kabar yang beredar ia pun juga dibunuh. Tuduhan langsung dilontarkan, bahwa pihak lainlah yang melakukannya. Di antara yang menjadi korban juga adalah Kol. Marhadi yang namanya sekarang diabadikan dengan Monumen yang berdiri di tengah alun-alun Kota Madiun dan nama jalan utama di Kota Madiun.
Kelompok kiri menuduh sejumlah petinggi Pemerintah RI, termasuk Wakil Presiden Mohammad Hatta telah dipengaruhi oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan Partai Komunis Indonesia, sejalan dengan doktrin Harry S. Truman, Presiden AS yang mengeluarkan gagasan Teori Domino. Truman menyatakan, bahwa apabila ada satu negara jatuh ke bawah pengaruh komunis, maka negara-negara tetangganya akan juga akan jatuh ke tangan komunis, seperti layaknya dalam permainan kartu domino. Oleh karena itu, dia sangat gigih dalam memerangi komunis di seluruh dunia.
Sebelumnya pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel "Huisje Hansje" Sarangan, Plaosan, Magetan|sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Soekiman Wirjosandjojo (Menteri Dalam Negeri), Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Soekanto Tjokrodiatmodjo, sedangkan di pihak Amerika Serikat hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran (pengganti Graham yang mewakili Amerika Serikat dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan Sarangan", diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal (proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Soekanto berangkat ke Amerika Serikat guna menerima bantuan untuk Kepolisian RI. Campbell yang menyandang gelar resmi Atase Konsuler pada Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Jakarta, sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika Serikat.
Selain itu dihembuskan isu bahwa Soemarsoso, tokoh Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio di Madiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi Karesidenan Madiun. Namun Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa pada dia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi pemberontakan PKI. Dia mengatakan bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman dari pemerintah pusat.
Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Muso atau Soekarno - Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan pada zaman Orde Baru kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI.
2.      MUSSO DALAM PERISTIWA MADIUN 1948
Musso seorang tokoh komunis Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) pada era 1920-an dan dilanjutkan pada Pemberontakan Madiun 1948. Dia adalah pengikut Stalin dan anggota dari Internasional Komunis di Moskwa. Pada tahun 1925 beberapa orang pemimpin PKI membuat rencana untuk menghidupkan kembali partai ini pada tahun 1926, meskipun ditentang oleh beberapa pemimpin PKI yang lain seperti Tan Malaka. Pada tahun 1926 Musso menuju Singapura dimana dia menerima perintah langsung dari Moskwa untuk melakukan pemberontakan kepada penjajah Belanda. Musso dan pemimpin PKI lainnya, Alimin, kemudian berkunjung ke Moskwa, bertemu dengan Stalin, dan menerima perintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional. Akan tetapi pikiran Musso berkata lain. Pada bulan November 1926 terjadi beberapa pemberontakan PKI di beberapa kota termasuk Batavia, tetapi pemberontakan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso dan Alimin ditangkap. Setelah keluar dari penjara Musso pergi ke Moskwa, tetapi kembali ke Indonesia pada tahun 1935 untuk memaksakan "barisan populer" yang dipimpin oleh 7 anggota Kongres Komintern. Akan tetapi dia dipaksa untuk meninggalkan Indonesia dan kembali ke Uni Soviet pada tahun 1936.
Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Indonesia lewat Yogyakarta. Pada tanggal 5 September 1948 dia memberikan pidato yang menganjurkan agar Indonesia merapat kepada Uni Soviet. Pemberontakan terjadi di Madiun, Jawa Timur ketika beberapa militan PKI menolak untuk dilucuti. Pihak militer menyebutkan bahwa PKI memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" pada tanggal 18 September 1948 dan mengangkat Musso sebagai presiden dan Amir Sjarifuddin sebagai perdana menteri. Akan tetapi pemberontakan dapat dipadamkan oleh pihak militer. Pada tanggal 30 September 1948, Madiun direbut oleh TNI dari Divisi Siliwangi. Ribuan kader partai terbunuh dan sejumlah 36.000 orang dipenjarakan. Di antara yang terbunuh adalah Musso pada tanggal 31 Oktober, ketika rombongannya bertemu dengan pasukan TNI yang memburunya.







LAMPIRAN III PENILAIAN
Kelas/Semester            : XII/Ganjil
Mata Pelajaran            : Sejarah Indonesia
Materi                          : Peristiwa Madiun 1948 dan implikasinya terhadap integrasi
  bangsa Indonesia
JURNAL KEGIATAN/CATATAN ANEKDOT
..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................





LEMBAR PENILAIAN SPIRITUAL
Petunjuk:
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4
selalu, apabila peserta didik selalu melakukan sesuai dengan yang diamati
3
sering, apabila peserta didik sering melakukan sesuai dan kadang-kadang tidak melakukan dengan yang diamati
2
kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan dengan yang diamati
1
tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan apa yang diamati

Nama Peserta didik     :
Kelas/Semester            : XII/Ganjil
Tanggal Pengamatan   : …………………..
Materi Pokok/Tema     : Perang Dunia II dan Penguasaan Indonesia oleh Militer Jepang
No.
Aspek pengamatan
Skor
Predikat
1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu





2
Mengucapkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.





3
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat, bertanya, presentasi.





4
Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah SWT saat melihat kebesaran-Nya.






5
Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu dan pengetahuan






Petunjuk penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4, Rumus    :
Contoh : Skor diperoleh 14, skor tertinggi 20, maka skor akhir :
Predikat           : Sangat Baik   : apabila skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
                          Baik               : apabila skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
                          Cukup           : apabila skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
                          Kurang          : apabila skor : ≤ 1,33

PEDOMAN PENILAIAN AFEKSI
Tabel kisi-kisi:
Aspek
Nomor Item Favorabe
Nomor Item Unfavorable
Jumlah item
Sikap
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
10

Tabel Instrumen :
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1
Saya senang belajar sejarah




2
Pelajaran sejarah bermanfaat




3
Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran sejarah




4
Memiliki buku mata pelajaran sejarah penting untuk setiap peserta didik




5
Pelajaran sejarah menyenangkan




6
Pelajaran sejarah membosankan




7
Setiap peserta didik tidak harus mempunyai buku pelajaran sejarah




8
Setiap pelajaran sejarah saya berharap cepat selesai




9
Pelajaran sejarah tidak bermanfaat untuk kehidupan peserta didik




10
Saya belajar sejarah karena terpaksa





Tabel keterangan instrumen :
Keterangan
Deskripsi
Favorable
Unfavorable
SS
Sangat  Setuju
4
1
S
Setuju
3
2
TS
Tidak Setuju
2
3
STS
Sangat Tidak Setuju
1
4

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4, Rumus    :
Contoh : Skor diperoleh 40, skor tertinggi 40, maka skor akhir :
Predikat           : Sangat Baik   : apabila skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
                          Baik               : apabila skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
                          Cukup           : apabila skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
                          Kurang          : apabila skor : ≤ 1,33

PEDOMAN PENILAIAN DISKUSI KELOMPOK
Nama
Kelompok
Mengkomunikasikan
1-4
Mendengarkan
1-4
Berargumentasi
1-4
Berkontribusi
1-4
Jumlah
skor































Nilai =
Keterangan :
a.       Keterampilan mengomunikasikan : kemampuan peserta didik untuk menggungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan  dengan bahasa lisan yang efektif.
b.      Keterampilan mendengarkan : dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
c.       Kemampuan berargumentasi : menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.
d.      Kemampuan berkontribusi : dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.

Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik.



PEDOMAN PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK
Nama
Kelompok
Mendeskripsikan
1-4
Memvisualisasikan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
Nilai


























Nilai =
Keterangan :
a.       Keterampilan menjelaskan : kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara meyakinkan.
b.      Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin.
c.       Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.

Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik.





PEDOMAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Nama
Kelompok
Relevansi
1-4
Kelengkapan
1-4
Kebahasaan
1-4
Jumlah
Nilai

























Nilai =
Keterangan :
Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan mengamati.
a.       Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran.
b.      Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
c.       Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah dipahami).

Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik




EVALUASI  AKHIR PEMBELAJARAN
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!


1.      Jatuhnya Kabinet Amir Syarifuddin diawali dari kegagalannya dalam Perundingan Renville yang sangat merugikan Indonesia, disebabkan oleh …
A.    Kabinetnya telah melakukan penyelewengan terhadap UUD 1945
B.     Amir Syarifuddin tidak memiliki kekuatan lagi untuk mengendalikan cabinet
C.     Rakyat tidak percaya lagi dengan kapabilitas Kabinet Amir Syarifuddin
D.    Amir Syarifuddin berambisi menduduki puncak pemerintahan
E.     Masyumi dan PNI menarik dukungan

2.      Perhatikan keterangan di bawah ini!
1.      Tokoh komunis Indonesia
2.      Melakukan pemberontakan terhadap kolonial Belanda 1926
3.      5 September memberikan pidato agar Republik Indonesia merapat ke Uni Soviet
4.      Memimpin pemberontakan di Madiun 1948
Keterangan di atas merujuk pada tokoh…
A.    Amir Syarifuddin
B.     D.N. Aidit
C.     Tan Malaka
D.    Semaun
E.     Suripno

3.      Organisasi yang dibentuk Amir Syarifuddin untuk merebut kembali kedudukannya dengan menggerakan aksi di Madiun ialah…
A.    Pemuda Rakyat
B.     Pemuda Sosialis Indonesia
C.     Front Pembela Rakyat
D.    Front Demokrasi Rakyat
E.     Front Nasional Indonesia

4.      Tujuan dari pecahnya peristiwa di Madiun tahun 1948 ialah…
A.    Mengganti ideologi Republik Indeonesia dengan komunisme
B.     Menegakkan negara militer di Jawa Timur
C.     Membentuk pemerintahan yang demokratis
D.    Membela kepentingan petani dan buruh yang tertindas
E.     Mengusir Belanda yang hendak menguasai kembali Indonesia

5.      Perhatikan nama tokoh berikut!
1.      M. H. Lukman
2.      Musso
3.      Amir Syarifuddin
4.      Wikana
5.      D. N. Aidit
Pimpinan PKI yang mengadakan perjalanan ke Surakarta, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, dan Purwodadi untuk mendorong buruh dan petani mengambil alih tanah milik tuannya, ditunjukkan dengan nomor…
A.    1, 2, dan 3
B.     1, 2, dan 5
C.     2, 3, dan 4
D.    2, 4, dan 5
E.     3, 4, dan 5

6.      Hal berikut yang bukan pokok-pokok Jalan Baru atau koreksi besar yang dilakukan Musso ialah…
A.    Sejak proklamasi seharusnya PKI sudah muncul dan berperan sebagai pemimpin revolusi
B.     Persetujuan Renville merupakan kesalahn besar yang mencelakakan dan berbau reaksioner
C.     Kabinet Amir seharusnya tidak mengundurkan diri karena pokok di setiap revolusi adalah kekuasaan negara
D.     Mengadakan pemogokan kerja bagi para buruh di pedasaan
E.     Untuk sementara di bentuk Front Nasional

7.      Daerah yang dijadikan sebagai daerah kacau (wildwest) adalah…
A.    Surakarta
B.     Rembang
C.     Pati
D.    Jombang
E.     Kediri

8.      Pasukan Divisi I dan II di bawah pimpinan Sungkono dan dan kolonel Gatot Subroto menyeranh bekasi timur
A.    Membakar kota dan membunuh rakyat Madiun
B.     Membunuh para pejabat pemerintahan Madiun
C.     Bergabung dengan pasukan Tan Malaka
D.    Menyamar sebagai masyarakat biasa
E.     Bergabung dengan Masyumi

9.       
Gambar di atas merupakan Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya dalam mengatasi kejadian di Madiun 1948
A.    Kolonel Gatot Soebroto
B.     Kolonel Sungkono
C.     Letnan Jenderal Soeharto
D.    Kolonel Sutarto
E.     Jenderal Soedirman

10.  Faktor munculnya gejolak sosial bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan, ialah…
A.    Adanya persaingan ideologis dalam partai politik
B.     Keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali
C.     Rasa sentimen yang muncul dalam masyarakat kita terhadap Jepang
D.    Adanya fakta bahwa Sekutu membantu Belanda
E.     Adanya pertentangan antara masyarakat kelas bawah dan kelas menengah
Kunci Jawaban
1)      E
2)      A
3)      D
4)      A
5)      C
6)      D
7)      A
8)      A
9)      A
10)  A


Setiap butir soal mempunyai satu poin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top