RPP K13 PRRI PERMESTA

RPP K13 PRRI PERMESTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah                     :                SMA Negeri  Semarang
Mata Pelajaran          :                Sejarah Peminatan
Kelas / Semester       :                XII / 2
Materi Pokok            : PRRI/PERMESTA.
Waktu                       :                2 X 45 Menit

A.    Kompetensi Inti
1.    Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.    Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.    Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan  rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.    Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.   Kompetensi dasar  
1.1     Menghayati nilai-nilai peradaban dunia  yang  menghargai perbedaan  sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
2.1     Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, peduli,  santun, cinta damai dalam  mempelajari  peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.6     Mengevaluasi secara kritis hubungan kausalitas  kebijakan politik dan pemberontakan antara  tahun 1948 – 1965.
4.6     Merekonstruksi hubungan kausalitas secara kritis hubungan antara kebijakan politik dan pemberontakan antara  tahun 1948 – 1965, dalam bentuk tulisan.

C.      Indikator 
1.1.1   Belajar dengan tekun sebagai wujud bersyukur kepada Tuhan YME
4.6.1        Menunjukkan sikap jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
4.6.2        Menunjukkan sikap kerja sama, tanggungjawab dan santun dalam berdiskusi dengan kelompok
3.6.1  Menganalisis latar belakang/faktor penyebab adanya PRII/PERMESTA
3.6.2  Menganalisis pusat daerah sepak terjang PRII/PERMESTA
3.6.3  Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang tergabung dalam PRRI/PERMESTA
3.6.4  Menganalisis bentuk pemberontakan PRRI/PERMESTA
3.6.5  Menganalisis dampak adanya PRRI/PERMESTA
3.6.6  Menganalisis upaya pemerintah dalam meredam/menumpas PRRI/PERMESTA
4.6.1Menyajikan peristiwa pergolakan PRRI/PERMESTA yang menjadi ancaman disintegrasi bangsa Indonesia dalam bentuk cerita sejarah

D.      Materi Ajar :
1.                Latar belakang/faktor penyebab adanya PRII/PERMESTA
2.                Pusat daerah sepak terjang PRII/PERMESTA
3.                Tokoh-tokoh yang tergabung dalam PRRI/PERMESTA
4.                Bentuk pemberontakan PRRI/PERMESTA
5.                Dampak adanya PRRI/PERMESTA
6.                Usaha pemerintah dalam meredam PRRI/PERMESTA
            Materi lengkap ada di Lampiran 1

E.       Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran    
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
·         Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum memulai pelajaran.
·         Guru membuka pertemuan dengan salam
·         Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menanyakan kabar
·         Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses KBM (mengecek kesiapan siswa)
·         Mereview kembali pembahasan pada pertemuan sebelumnya.
10 Menit
Inti
(mengamati)
·         Peserta didik diminta membaca buku referensi materi pemberontakan PRRI/Permesta

 (menanya)
·         Guru menanyakan kepada peserta didik tentang pemberontakan yang terjadi antara tahun 1948-1965

 (menalar)
·         Guru membagi peserta didik dalam  kelompok-kelompok yang masing-masing beranggotakan  3 orang.

·         Dalam setiap kelompok satu anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengkaji satu topik.
Kelompok I ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan materi tentang latar belakang dan daerah pembentukan PRII/PERMESTA
Kelompok II  ditugaskan mendiskusikan dan merumuskan materi tentang tokoh-tokoh yang tergabung dalam PRRI/PERMESTA
Kelompok III ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan materi  menulis tentang bentuk pemberontakan PRRI/PERMESTA kepada pemerintah pusat Indonesia
Kelompok IV ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan dampak adanya PRRI/PERMESTA bagi kehidupan masyarakat dan negara
Kelompok V ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan materi tentang usaha-usaha pemerintah dalam meredam PRRI/PERMESTA
·         Setiap peserta didik yang mengkaji satu topik yang sama berkumpul untuk berdiskusi dalam tim pakar (expert group).

 (mencoba)
·         Anggota tim pakar kembali ke kelompok masing-masing (home teams) untuk merumuskan hasil diskusi dari masing-masing tim pakar.
·         Setiap kelompok membuat analisa menyeluruh tentang semua topik yang diberikan pada setiap kelompok.

             (Mengomunikasikan)
·         Guru mengecek hasil diskusi peserta didik dengan memberikan pertanyaan secara acak kepada peserta didik.
·         Guru meminta salah satu kelompok melakukan presentasi hasil diskusi kelompok dan ditanggapi oleh teman / kelompok yang lain.
·         Guru beserta peserta didik bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

70 menit
Penutup
·         Guru bersama peserta didik menyimpulkan  nilai-nilai  atau manfaat apa yang didapat dari pembelajaran yang telah selesai dibahas pada hari itu.
·         Guru memberikan post test dalam bentuk lisan sebagai penilaian proses belajar.
·         Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
·         Memberikan  tugas   individu    terstruktur   berupa setiap peserta didik membuat laporan hasil diskusi tentang pemberontakan PRRI/Permesta. Laporan dikumpulkan minggu depan kepada guru untuk dinilai.
·         Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan  berikutnya
·         Menutup kegiatan dengan doa penutup dan salam

10 Menit

F.       Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1.                                                                                                                            Sikap Spiritual dan Sosial
Jenis/Teknik Penilaian                 : Observasi
Bentuk Instrumen dan Instrumen         : Lembar Observasi
Pedoman Penskoran                    : Lampiran 2
2.                                                    Pengetahuan
Jenis/Teknik Penilaian                 : Test tertulis
Bentuk Instrumen dan Instrumen         : Lembar Kerja Siswa
Pedoman Penskoran                    : Lampiran 3
3.                                                    Keterampilan
Jenis/Teknik Penilaian                 : Test tertulis dan Praktik
Bentuk Instrumen dan Instrumen         : Lembar Kerja Kelompok
Pedoman Penskoran                    : Lampiran 4

G.      Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 
1.    Media :
a.       Gambar-gambar yang relevan
b.      Video
c.       LKS
2.    Alat:
a.       Laptop
b.      LCD projector
3.    Sumber Belajar :
·         Kahin, George Mc. Turnan. 1995. Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik : Nasionalisme dan  Revolusi di Indonesia. Cetakan  kedua. Yogyakarta : Universitas Sebelas Maret  Press bekerjasama dengan Pustaka Sinar Harapan.
·         Poesponegoro, Marwati Djoened. Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Cetakan kedelapan.Jakarta : Balai Pustaka.
·         Ricklefs, M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Cetakan ketiga. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
                                                                                         

Semarang,                                     2015
Mengetahui,                                                               
Guru Pamong                                                                          Guru Praktikan
                       



Dra. Susilowati                                                                      Nur Alifah
 NIP. 19640314 200003 2 004                                               NIM. 31014002























LAMPIRAN 1
MATERI
1.      Latar Belakang Pembentukan PRRI/PERMESTA
Awal Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan PERMESTA sebenarnya sudah muncul pada saat menjelang pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949 dan pada saat bersamaan Divisi Banteng diciutkan sehingga menjadi kecil dan hanya menyisakan satu brigade. Brigade ini pun akhirnya diperkecil lagi menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Hal ini memunculkan perasaan kecewa dan terhina pada para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng yang telah berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu juga, terjadi ketidakpuasan dari beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah.
Ketidakpuasan tersebut akhirnya memicu terbentuknya dewan militer daerah yaitu Dewan Banteng yang berada di daerah Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1956. Dewan ini diprakarsai oleh Kolonel Ismail Lengah (mantan Panglima Divisi IX Banteng) bersama dengan ratusan perwira aktif dan para pensiunan yang berasal dari Komando Divisi IX Banteng yang telah dibubarkan tersebut. Letnan Kolonel Ahmad Husein yang saat itu menjabat sebagai Komandan Resimen Infanteri 4 TT I BB diangkat menjadi ketua Dewan Banteng. Kegiatan ini diketahui oleh KASAD dan karena Dewan Banteng ini bertendensi politik, maka KASAD melarang perwira‑perwira AD untuk ikut dalam dewan tersebut. Akibat larangan tersebut, Dewan Banteng justru memberikan tanggapan dengan mengambil alih pemerintahan Sumatera Tengah dari Gubernur Ruslan Muloharjo, dengan alasan Ruslan Muloharjo tidak mampu melaksanakan pembangunan secara maksimal.
Selain Dewan Banteng yang bertempat di daerah Sumatra Barat, di Medan terdapat juga Dewan Gajah yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon, Panglima Tentara dan Teritorium I, pada tanggal 22 Desember 1956. Dan juga di Sumatra Selatan terbentuknya Dewan Garuda yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
Selain itu pemberontakan ini juga disebabkan karena ada pengaruh dari PKI terhadap pemerintah pusat dan hal ini menimbulkan terjadinya kekecewaan pada daerah tertentu. Keadaan tersebut diperparah dengan pelanggaran konstitusi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berada di dalam pemerintah pusat, tidak terkecuali Presiden Soekarno.
Selanjutnya, PRRI membentuk Dewan Perjuangan dan tidak mengakui kabinet Djuanda. Dewan Perjuangan PRRI akhirnya membentuk Kabinet baru yang disebut Kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (Kabinet PRRI). Pembentukan kabinet ini terjadi pada saat Presiden Soekarno sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Tokyo, Jepang. Pada tanggal 10 Februari 1958, Dewan Perjuangan PRRI melalui RRI Padang mengeluarkan pernyataan berupa “Piagam Jakarta” yang berisi sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada Presiden Soekarno supaya “bersedia kembali kepada kedudukan yang konstitusional, menghapus segala akibat dan tindakan yang melanggar UUD 1945 serta membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan…”. Tuntutan tersebut antara lain :
  1. Mendesak kabinet Djuanda supaya mengundurkan diri dan mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.
  2. Mendesak pejabat presiden, Mr. Sartono untuk membentuk kabinet baru yang disebut Zaken Kabinet Nasional yang bebas dari pengaruh PKI (komunis).
  3. Mendesak kabinet baru tersebut diberi mandat sepenuhnya untuk bekerja hingga pemilihan umum yang akan datang.
  4. Mendesak Presiden Soekarno membatasi kekuasaannya dan mematuhi konstitusi.
  5. Jika tuntutan tersebut di atas tidak dipenuhi dalam waktu 5×24 jam maka Dewan Perjuangan akan mengambil kebijakan sendiri.
Setelah tuntutannya di tolak, PRRI membentuk sebuah Pemerintahan dengan anggota kabinetnya. Pada saat pembangunan Pemerintahan tersebut di mulai, PRRI memperoleh dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat.
Pada tanggal 2 Maret 1957, di Makasar yang berada di wilayah timur Negara Indonesia terjadi sebuah acara proklamasi Piagam Perjuangan Republik Indonesia (PERMESTA) yang diproklamasikan oleh Panglima TT VII, Letkol Ventje Sumual. Pada hari berikutnya, PERMESTA mendukung kelompok PRRI dan pada akhirnya kedua kelompok itu bersatu sehingga gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA. Tokoh-tokoh PERMESTA terdiri dari beberapa pasukan militer yang diantaranya adalah Letnan Kolonel D.J Samba, Letnan Kolonel Vantje Sumual, Letnan Kolonel saleh Lahade, Mayor Runturambi, dan Mayor Gerungan.

2.      Tokoh yang tergabung dalam PRRI/PERMESTA
Inilah tokoh-tokoh yang ikut serta dalam melangsungkan pemberontakan PRRI/PERMESTA, tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah.
  1. Letnan Kolonel Ahmad Husein
  2. Pejabat-Pejabat Kabinet PRRI, yakni: Mr. Syarifudin Prawiranegara yang menjabat sebagai Menteri Keuangan. Mr. Assaat Dt. Mudo yang menjabat sebagai Menteri Dalam negeri. Dahlan Djambek sempat memegang jabatan itu sebelum Mr. Assaat tiba di Padang. Mauludin Simbolon sebagai Menteri Luar Negeri. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo menjaba sebagai Menteri Perhubungan dan Pelayaran. Moh Syafei menjabat sebagai Menteri PKK dan Kesehatan. J.F Warouw menjabat sebagai Menteri Pembangunan. Saladin Sarumpet menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Pemburuhan. Muchtar Lintang menjabat sebagai Menteri Agama. Saleh Lahade menjabat sebagai Menteri Penerangan. Ayah Gani Usman Menjabat Sebagai Menteri Sosial. Dahlan Djambek menjabat sebagai Menteri Pos dan Telekomunikasi.
  3. Mayor Eddy Gagola
  4. Kolonel Alexander Evert Kawilarang
  5. Kolonel D.J Somba
  6. Kapten Wim Najoan
  7. Mayor Dolf Runturambi
  8. Letkol Ventje Sumual


3.      Bentuk Pemberontakan dan Tujuan pemberontakan PRRI/PERMESTA
Tujuan dari pemberontakan PRRI ini adalah untuk mendorong pemerintah supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh, sebab pada saat itu pemerintah hanya fokus pada pembangunan yang berada di daerah Pulau jawa. PRRI memberikan usulan atas ketidakseimbangan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Meskipun alasan yang dilakukan oleh PRRI ini benar, namun cara yang digunakan untuk mengoreksi pemerintah pusat itu salah. PRRI menuntut kepada pemerintah pusat dengan nada paksaan, sehingga pemerintah menganggap bahwa tuntutannya itu bersifat memberontak. Hal tersebut menimbulkan kesan bagi pemerintah pusat bahwa PRRI adalah suatu bentuk pemberontakan. Akan tetapi, jika PRRI itu dikatakan sebagai pemberontak, hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat sebab sebenarnya PRRI ingin membenahi dan memperbaiki sistem pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat, bukan untuk menjatuhkan pemerintahan Republik Indonesia.
Karena ketidakpuasan PRRI terhadap keputusan pemerintah pusat, akhirnya PRRI membentuk dewan-dewan daerah yang terdiri dari Dewan Banteng, Dewan Gajah, dan Dewan Garuda. Pada tanggal 15 Februari 1958, Achmad Husein memproklamasikan bahwa berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dengan Syarifudin Prawiranegara sebagai perdana menterinya. Proklamasi PRRI tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia bagian Timur. Tidak lama setelah proklamasi PRRI dilakukan, pasukan gerakan PERMESTA memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok PRRI. Dalam rapat raksasa yang diselenggarakan di beberapa daerah, Kolonel D.J Somba menyatakan bahwa pada tanggal 17 Februari 1958, Komando Daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi tengah menyatakan putus hubungan dengan pemerintahan pusat dan mendukung PRRI.

4.      Dampak pemberontakan PRRI/PERMESTA
Pemberontakan yang dilakukan oleh gerakan PRRI/PERMESTA ini membawa dampak besar terhadap hubungan dan politik luar negeri Indonesia. Dukungan dari negara Amerika Serikat terhadap pemberontakan tersebut membuat hubungan antara Indonesia dengan Amerika menjadi tidak harmonis. Apalagi dukungan dari Amerika Serikat terhadap PRRI/PERMESTA terbukti benar dengan jatuhnya pesawat pengebom B-26 yang dikemudikan oleh seorang pilot bernama Allen Pope pada tanggal 18 Mei 1958 di lokasi yang tidak jauh dari kota Ambon. Presiden RI, Ir. Soekarno beserta para pemimpin sipil, dan militernya memiliki perasaan curiga terhadap negara Amerika Serikat dan Negara lainnya. Malaysia yang baru merdeka pada tahun 1957 ternyata juga mendukung gerakan PRRI dengan menjadikan wilayahnya sebagai saluran utama pemasok senjata bagi pasukan PRRI. Begitu pula dengan Filipina, Singapura, Korea Selatan (Korsel), dan Taiwan juga mendukung gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI.
Akibat dari pemberontakan ini, pemerintah pusat akhirnya membentuk sebuah pasukan untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI. Hal ini mengakibatkan pertumpahan darah dan jatuhnya korban jiwa baik dari TNI maupun PRRI. Selain itu, pembangunan menjadi terbengakalai dan juga menimbulkan rasa trauma di masyarakat Sumatera terutama daerah Padang.
 


5.      Usaha Pemerintah Untuk Menumpas Pemberontakan PRRI/PERMESTA 
Terjadinya pemberontakan PRRI/PERMESTA ini mendorong pemerintahan RI untuk mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution aupaya menindak tegas pemberontakan yang dilakukan oleh organisasi PRRI/PERMESTA tersebut. Kabinet Nasution dan para mayoritas pimpinan PNI dan PKI menghendaki supaua pemberontakan tersebut untuk segera di usnahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, untuk pimpinan Masyumi dan PSI yang berada di Jakarta sedang mendesak adanya perundingan dan penyelesaian secara damai. Namun pada akhirnya, pemerintah RI memilih untuk menindak para pemberontak itu dengan tegas. Pada akhir bulan Februari, Angkatan Udara Republik Indonesia memulai pengeboman instansi-instansi penting yang berada di kota Padang, Bukit Tinggi, dan Manado.
Pada awal bulan Maret, pasukan dari Divisi Diponogoro dan Siliwangi yang berada di bawah pimpinan Kolonel Achmad Yani didaratkan di daratan Pulau Sumatera. Sebelum pendaratan itu dilakukan, Nasution telah mengiriman Pasukan Resmi Para Komando Angkatan Darat di ladang-ladang minyak yang berada di kepulauan Sumatera dan Riau. Pada tanggal 14 Maret 1958, daerah Pecan Baru berhasil dikuasai, dan Operasi Militer kemudian dikerahkan ke pusat pertahanan PRRI. Pada tanggal 4 Mei 1958 Bukit tinggi berhasil dikuasai dan selanjutnya Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) membereskan daerah-daerah bekas pemberontakan PRRI. Pada penyerangan tersebut, banyak pasukan PRRI yang melarikan diri ke area perhutanan yang berada di daerah tersebut.
Untuk melancarkan penumpasan terhadap Pemberontakan tersebut, pemerintah membentuk sebuah pasukan Operasi Militer yang operasinya disebut Operasi Merdeka pada bulan April 1958 dan operasi tersebut di pimpin oleh Letkol Rukminto Hendradiningrat. Organisasi PERMESTA diduga mendapatkan bantuan dari tentara asing, dan bukti dari bantuan tersebut adalah jatuhnya pesawat yang dikemudikan oleh A.L Pope (Seorang Warga negara Amerika) yang tertembak jatuh di Ambon pada tanggal 18 Mei 1958. Pada tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein menyerahkan diri, dan pada pertengahan tahun 1961, para tokoh-tokoh yang bergabung dalam gerakan PERMESTA juga menyerahkan diri.





LAMPIRAN 2
RUBRIK OBSERVASI
KOMPETENSI SIKAP (SPIRITUAL DAN SOSIAL)
Mata pelajaran       : Sejarah peminatan
Kelas/Semester      : XI/1
Tahun Pelajaran    : 2015/2016
No.
NIS
NISN
Nama Peserta Didik
Skor untuk sikap
Jumlah Skor
Nilai
Religius
Kejujuran
Kedisiplinan
Tanggung jawab
Kepedulian
Kerjasama
Tenggang rasa
Hormat pada Guru
Ramah dengan teman
Kerajinan
Ketekunan belajar
Proaktif
1

















2

















3

















4

















5

















6

















7

















8

















9

















10

















11

















12

















13

















14

















15

















16

















17

















18

















19

















20

















21

















22

















23


















Keterangan :

1.
Skor setiap komponen maksimal 4 dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Skor 4 = selalu
b. Skor 3 = sering
c. Skor 2 = kadang-kadang
d. Skor 1 = tidak pernah
2.
Nilai= (jumlah skor/skor maksimal) x 100
.
Kriteria Nilai
A    =   80 – 100         : Baik Sekali                  C        = 60 – 69 :  Cukup
B    =   70 – 79            :  Baik                         D        = ‹ 60       :  Kurang
LAMPIRAN 3

Soal Uraian
Kerjakan soal dibawah ini
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
Aku adalah salah satu gerakan yang muncul dari masyarakat Padang.
Aku dipandang sebagai pemberontak yang mengancam disintregasi pemerintah pusat.
Tujuan dari gerakanku adalah mendorong pemerintah supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh
Siapakah aku?
PRII
2.
Aku adalah salah satu pahlawan revolusi
Aku adalah Pimpinan Divisi Diponogoro dan Siliwangi
Aku pimpinan yang didaratkan di daratan Pulau Sumatera untuk menumpas PRRI
Siapakah aku?
Kolonel Achmad Yani
3.
Aku adalah Perdana Menteri PRRI
Selain menjadi PM dalam PRRI aku juga menjabat sebagai menteri Keuangan.
Aku juga pernah memperoleh mandat dari presiden Soekarno untuk membentuk PDRI akibat ibukota mendapat seerangan Agresi Militer Belanda II
Siapakah aku?
Mr. Syarifudin Prawiranegara
4.
Aku adalah dewan-dewan militer daerah bentukan  PRRI.
Aku tersebar di Sumatera Barat, Medan dan Sumatera Selatan.
Aku dibentuk karena ketidakpuasan PRRI terhadap keputusan pemerintah pusat.
Siapakah aku?
Dewan Banteng, Dewan Gajah, dan Dewan Garuda
5.
Aku adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan pemimpin militer PRRI.
Aku pemimpin Dewan banteng di Sumatera Barat.
Tanggal 15 Februari 1958 aku memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.
Siapakah aku?
Letnan Kolonel Ahmad Husein


Skor Penilaian Tes Tertulis
No. Soal
Skor Maksimal
1
20
2
20
3
20
4
20
5
20
Jumlah skor
100
Keterangan:
NA : Nilai Akhir
 
Rounded Rectangle: NA = Jumlah Skor Maksimal
       = 100













LAMPIRAN 4
RUBRIK OBSERVASI
KEGIATAN DISKUSI DAN PRESENTASI
Mata pelajaran       : Sejarah peminatan
Kelas/Semester      : XI/1
Tahun Pelajaran    : 2015/2016
No.
NIS
NISN
Nama Peserta Didik
Aspek Pengamatan
Jumlah Skor
Nilai
Kerja sama
Keaktifan
komunikasi
Wawasan
Menghargai pendapat teman
1










2










3










4










5










6










7










8










9










10










11










12










13










14










15










16










17










18










19










20










21










22










23










Keterangan :
1.
Skor setiap komponen maksimal 4 dengan ketentuan
sbb :
a. Skor 4 = baik sekali
b. Skor 3 =
baik
c. Skor 2 = cukup
d. Skor 1 = kurang
2.
Nilai= (jumlah skor/skor maksimal) x 100
Kriteria Nilai
A    =   80 – 100         : Baik Sekali               C           = 60 – 69 :  Cukup

B    =   70 – 79                      :  Baik                           D          = ‹ 60       :  Kurang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top