RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Negeri Semarang
Mata
Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas
/ Semester : XII / 2
Materi Pokok
: PRRI/PERMESTA.
Waktu : 2 X 45 Menit
A.
Kompetensi Inti
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
2.
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi dasar
1.1 Menghayati
nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
2.1 Mengembangkan
sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, peduli, santun, cinta damai dalam mempelajari
peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.6 Mengevaluasi secara kritis hubungan kausalitas kebijakan politik dan pemberontakan antara tahun 1948 – 1965.
4.6
Merekonstruksi hubungan kausalitas
secara kritis hubungan antara kebijakan politik dan pemberontakan antara tahun 1948 – 1965, dalam bentuk tulisan.
C.
Indikator
1.1.1 Belajar dengan tekun sebagai wujud bersyukur
kepada Tuhan YME
4.6.1
Menunjukkan
sikap jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
4.6.2
Menunjukkan
sikap kerja sama, tanggungjawab dan santun dalam berdiskusi dengan kelompok
3.6.1 Menganalisis latar
belakang/faktor penyebab adanya PRII/PERMESTA
3.6.2 Menganalisis
pusat daerah sepak terjang PRII/PERMESTA
3.6.3 Mengidentifikasi
tokoh-tokoh yang tergabung dalam PRRI/PERMESTA
3.6.4 Menganalisis
bentuk pemberontakan PRRI/PERMESTA
3.6.5 Menganalisis
dampak adanya PRRI/PERMESTA
3.6.6 Menganalisis
upaya pemerintah dalam meredam/menumpas PRRI/PERMESTA
4.6.1Menyajikan peristiwa
pergolakan PRRI/PERMESTA yang menjadi ancaman disintegrasi bangsa Indonesia
dalam bentuk cerita sejarah
D.
Materi Ajar :
1.
Latar belakang/faktor
penyebab adanya PRII/PERMESTA
2.
Pusat daerah sepak terjang
PRII/PERMESTA
3.
Tokoh-tokoh yang tergabung
dalam PRRI/PERMESTA
4.
Bentuk pemberontakan
PRRI/PERMESTA
5.
Dampak adanya PRRI/PERMESTA
6.
Usaha pemerintah dalam
meredam PRRI/PERMESTA
Materi lengkap ada di Lampiran 1
E.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
·
Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum memulai
pelajaran.
·
Guru membuka pertemuan dengan salam
·
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan menanyakan kabar
·
Mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif untuk memulai proses KBM (mengecek
kesiapan siswa)
·
Mereview kembali pembahasan pada
pertemuan sebelumnya.
|
10
Menit
|
Inti
|
(mengamati)
·
Peserta didik diminta
membaca buku referensi materi pemberontakan PRRI/Permesta
(menanya)
·
Guru menanyakan kepada peserta didik
tentang pemberontakan yang terjadi antara tahun 1948-1965
(menalar)
·
Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
beranggotakan 3
orang.
·
Dalam setiap kelompok satu anggota
kelompok bertanggung jawab untuk mengkaji satu topik.
Kelompok I
ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan materi tentang latar belakang
dan daerah pembentukan PRII/PERMESTA
Kelompok II ditugaskan mendiskusikan
dan merumuskan materi tentang tokoh-tokoh yang tergabung dalam PRRI/PERMESTA
Kelompok III ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan materi menulis tentang bentuk pemberontakan
PRRI/PERMESTA kepada pemerintah pusat Indonesia
Kelompok IV ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan dampak adanya
PRRI/PERMESTA bagi kehidupan masyarakat dan negara
Kelompok V ditugaskan untuk mendiskusikan dan merumuskan materi tentang
usaha-usaha pemerintah dalam meredam PRRI/PERMESTA
·
Setiap peserta didik yang mengkaji satu topik yang sama
berkumpul untuk berdiskusi dalam tim pakar (expert group).
(mencoba)
·
Anggota tim pakar kembali ke kelompok
masing-masing (home teams) untuk
merumuskan hasil diskusi dari masing-masing tim pakar.
·
Setiap kelompok membuat analisa
menyeluruh tentang semua topik yang diberikan pada setiap kelompok.
(Mengomunikasikan)
·
Guru mengecek hasil diskusi peserta
didik dengan memberikan pertanyaan secara acak kepada peserta didik.
·
Guru meminta salah satu
kelompok
melakukan presentasi hasil diskusi kelompok dan ditanggapi oleh teman /
kelompok yang lain.
·
Guru beserta peserta didik
bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.
|
70 menit
|
Penutup
|
·
Guru bersama peserta
didik menyimpulkan nilai-nilai
atau manfaat apa yang didapat dari pembelajaran yang telah selesai
dibahas pada hari itu.
·
Guru memberikan post test dalam bentuk
lisan sebagai penilaian proses belajar.
·
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
·
Memberikan tugas
individu terstruktur
berupa setiap
peserta didik membuat laporan hasil diskusi tentang pemberontakan PRRI/Permesta. Laporan
dikumpulkan minggu depan kepada guru untuk dinilai.
·
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
·
Menutup kegiatan dengan doa penutup dan salam
|
10 Menit
|
F.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1.
Sikap
Spiritual dan Sosial
Jenis/Teknik
Penilaian : Observasi
Bentuk
Instrumen dan Instrumen : Lembar
Observasi
Pedoman
Penskoran : Lampiran 2
2.
Pengetahuan
Jenis/Teknik
Penilaian : Test tertulis
Bentuk
Instrumen dan Instrumen : Lembar
Kerja Siswa
Pedoman
Penskoran : Lampiran 3
3.
Keterampilan
Jenis/Teknik
Penilaian : Test tertulis
dan Praktik
Bentuk
Instrumen dan Instrumen : Lembar
Kerja Kelompok
Pedoman
Penskoran : Lampiran 4
G.
Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1.
Media :
a. Gambar-gambar
yang relevan
b.
Video
c.
LKS
2.
Alat:
a.
Laptop
b.
LCD projector
3.
Sumber Belajar :
·
Kahin, George Mc. Turnan. 1995. Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik :
Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia.
Cetakan kedua. Yogyakarta : Universitas
Sebelas Maret Press bekerjasama dengan
Pustaka Sinar Harapan.
·
Poesponegoro, Marwati Djoened.
Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional
Indonesia Jilid VI. Cetakan kedelapan.Jakarta : Balai Pustaka.
·
Ricklefs, M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008.
Cetakan ketiga. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Semarang, 2015
Mengetahui,
Guru
Pamong Guru
Praktikan
Dra.
Susilowati Nur
Alifah
NIP. 19640314
200003 2 004
NIM. 31014002
LAMPIRAN 1
MATERI
1.
Latar Belakang Pembentukan
PRRI/PERMESTA
Awal
Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan PERMESTA
sebenarnya sudah muncul pada saat menjelang pembentukan Republik Indonesia
Serikat (RIS) pada tahun 1949 dan pada saat bersamaan Divisi Banteng diciutkan
sehingga menjadi kecil dan hanya menyisakan satu brigade. Brigade ini pun
akhirnya diperkecil lagi menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Hal ini
memunculkan perasaan kecewa dan terhina pada para perwira dan prajurit Divisi
IX Banteng yang telah berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan
Indonesia. Pada saat itu juga, terjadi ketidakpuasan dari beberapa daerah yang
berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang
diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini diperparah dengan tingkat
kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah.
Ketidakpuasan
tersebut akhirnya memicu terbentuknya dewan militer daerah yaitu Dewan Banteng
yang berada di daerah Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1956. Dewan ini
diprakarsai oleh Kolonel Ismail Lengah (mantan Panglima Divisi IX Banteng)
bersama dengan ratusan perwira aktif dan para pensiunan yang berasal dari
Komando Divisi IX Banteng yang telah dibubarkan tersebut. Letnan Kolonel Ahmad
Husein yang saat itu menjabat sebagai Komandan Resimen Infanteri 4 TT I BB
diangkat menjadi ketua Dewan Banteng. Kegiatan ini diketahui oleh KASAD dan
karena Dewan Banteng ini bertendensi politik, maka KASAD melarang perwira‑perwira
AD untuk ikut dalam dewan tersebut. Akibat larangan tersebut, Dewan Banteng
justru memberikan tanggapan dengan mengambil alih pemerintahan Sumatera Tengah
dari Gubernur Ruslan Muloharjo, dengan alasan Ruslan Muloharjo tidak mampu
melaksanakan pembangunan secara maksimal.
Selain Dewan
Banteng yang bertempat di daerah Sumatra Barat, di Medan terdapat juga Dewan
Gajah yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon, Panglima Tentara dan
Teritorium I, pada tanggal 22 Desember 1956. Dan juga di Sumatra Selatan
terbentuknya Dewan Garuda yang dipimpin oleh Letkol Barlian.
Selain itu
pemberontakan ini juga disebabkan karena ada pengaruh dari PKI terhadap
pemerintah pusat dan hal ini menimbulkan terjadinya kekecewaan pada daerah
tertentu. Keadaan tersebut diperparah dengan pelanggaran konstitusi yang
dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berada di dalam pemerintah pusat, tidak
terkecuali Presiden Soekarno.
Selanjutnya,
PRRI membentuk Dewan Perjuangan dan tidak mengakui kabinet Djuanda. Dewan
Perjuangan PRRI akhirnya membentuk Kabinet baru yang disebut Kabinet Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia (Kabinet PRRI). Pembentukan kabinet ini terjadi
pada saat Presiden Soekarno sedang melakukan kunjungan kenegaraan di Tokyo,
Jepang. Pada tanggal 10 Februari 1958, Dewan Perjuangan PRRI melalui RRI Padang
mengeluarkan pernyataan berupa “Piagam Jakarta” yang berisi sejumlah tuntutan
yang ditujukan kepada Presiden Soekarno supaya “bersedia kembali kepada
kedudukan yang konstitusional, menghapus segala akibat dan tindakan yang
melanggar UUD 1945 serta membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan
perbuatan…”. Tuntutan tersebut antara lain :
- Mendesak
kabinet Djuanda supaya mengundurkan diri dan mengembalikan mandatnya
kepada Presiden Soekarno.
- Mendesak
pejabat presiden, Mr. Sartono untuk membentuk kabinet baru yang disebut
Zaken Kabinet Nasional yang bebas dari pengaruh PKI (komunis).
- Mendesak
kabinet baru tersebut diberi mandat sepenuhnya untuk bekerja hingga
pemilihan umum yang akan datang.
- Mendesak
Presiden Soekarno membatasi kekuasaannya dan mematuhi konstitusi.
- Jika
tuntutan tersebut di atas tidak dipenuhi dalam waktu 5×24 jam maka Dewan
Perjuangan akan mengambil kebijakan sendiri.
Setelah
tuntutannya di tolak, PRRI membentuk sebuah Pemerintahan dengan anggota
kabinetnya. Pada saat pembangunan Pemerintahan tersebut di mulai, PRRI
memperoleh dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat.
Pada tanggal 2
Maret 1957, di Makasar yang berada di wilayah timur Negara Indonesia terjadi
sebuah acara proklamasi Piagam Perjuangan Republik Indonesia (PERMESTA) yang
diproklamasikan oleh Panglima TT VII, Letkol Ventje Sumual. Pada hari
berikutnya, PERMESTA mendukung kelompok PRRI dan pada akhirnya kedua kelompok
itu bersatu sehingga gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA.
Tokoh-tokoh PERMESTA terdiri dari beberapa pasukan militer yang diantaranya
adalah Letnan Kolonel D.J Samba, Letnan Kolonel Vantje Sumual, Letnan Kolonel
saleh Lahade, Mayor Runturambi, dan Mayor Gerungan.
2.
Tokoh yang tergabung dalam
PRRI/PERMESTA
Inilah tokoh-tokoh yang ikut serta dalam melangsungkan pemberontakan PRRI/PERMESTA,
tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah.
- Letnan Kolonel Ahmad Husein
- Pejabat-Pejabat Kabinet PRRI, yakni: Mr. Syarifudin Prawiranegara yang
menjabat sebagai Menteri Keuangan. Mr. Assaat Dt. Mudo yang menjabat
sebagai Menteri Dalam negeri. Dahlan Djambek sempat memegang jabatan itu
sebelum Mr. Assaat tiba di Padang. Mauludin Simbolon sebagai Menteri Luar
Negeri. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo menjaba sebagai Menteri
Perhubungan dan Pelayaran. Moh Syafei menjabat sebagai Menteri PKK dan Kesehatan.
J.F Warouw menjabat sebagai Menteri Pembangunan. Saladin Sarumpet menjabat
sebagai Menteri Pertanian dan Pemburuhan. Muchtar Lintang menjabat sebagai
Menteri Agama. Saleh Lahade menjabat sebagai Menteri Penerangan. Ayah Gani
Usman Menjabat Sebagai Menteri Sosial. Dahlan Djambek menjabat sebagai
Menteri Pos dan Telekomunikasi.
- Mayor Eddy Gagola
- Kolonel Alexander Evert Kawilarang
- Kolonel D.J Somba
- Kapten Wim Najoan
- Mayor Dolf Runturambi
- Letkol Ventje Sumual
3.
Bentuk Pemberontakan dan Tujuan
pemberontakan PRRI/PERMESTA
Tujuan dari pemberontakan PRRI ini adalah untuk
mendorong pemerintah supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh,
sebab pada saat itu pemerintah hanya fokus pada pembangunan yang berada di
daerah Pulau jawa. PRRI memberikan usulan atas ketidakseimbangan pembangunan
yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Meskipun alasan yang dilakukan oleh PRRI ini benar,
namun cara yang digunakan untuk mengoreksi pemerintah pusat itu salah. PRRI
menuntut kepada pemerintah pusat dengan nada paksaan, sehingga pemerintah
menganggap bahwa tuntutannya itu bersifat memberontak. Hal tersebut menimbulkan
kesan bagi pemerintah pusat bahwa PRRI adalah suatu bentuk pemberontakan. Akan
tetapi, jika PRRI itu dikatakan sebagai pemberontak, hal ini merupakan anggapan
yang tidak tepat sebab sebenarnya PRRI ingin membenahi dan memperbaiki sistem
pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat, bukan untuk menjatuhkan
pemerintahan Republik Indonesia.
Karena ketidakpuasan PRRI terhadap keputusan
pemerintah pusat, akhirnya PRRI membentuk dewan-dewan daerah yang terdiri dari
Dewan Banteng, Dewan Gajah, dan Dewan Garuda. Pada tanggal 15 Februari 1958,
Achmad Husein memproklamasikan bahwa berdirinya Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia dengan Syarifudin Prawiranegara sebagai perdana menterinya.
Proklamasi PRRI tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia
bagian Timur. Tidak lama setelah proklamasi PRRI dilakukan, pasukan gerakan
PERMESTA memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok PRRI. Dalam rapat raksasa
yang diselenggarakan di beberapa daerah, Kolonel D.J Somba menyatakan bahwa
pada tanggal 17 Februari 1958, Komando Daerah Sulawesi Utara dan Sulawesi
tengah menyatakan putus hubungan dengan pemerintahan pusat dan mendukung PRRI.
4.
Dampak pemberontakan
PRRI/PERMESTA
Pemberontakan yang dilakukan oleh
gerakan PRRI/PERMESTA ini membawa dampak besar terhadap hubungan dan politik
luar negeri Indonesia. Dukungan dari negara Amerika Serikat terhadap
pemberontakan tersebut membuat hubungan antara Indonesia dengan Amerika menjadi
tidak harmonis. Apalagi dukungan dari Amerika Serikat terhadap PRRI/PERMESTA
terbukti benar dengan jatuhnya pesawat pengebom B-26 yang dikemudikan oleh
seorang pilot bernama Allen Pope pada tanggal 18 Mei 1958 di lokasi yang tidak
jauh dari kota Ambon. Presiden RI, Ir. Soekarno beserta para pemimpin sipil,
dan militernya memiliki perasaan curiga terhadap negara Amerika Serikat dan
Negara lainnya. Malaysia yang baru merdeka pada tahun 1957 ternyata juga
mendukung gerakan PRRI dengan menjadikan wilayahnya sebagai saluran utama
pemasok senjata bagi pasukan PRRI. Begitu pula dengan Filipina, Singapura,
Korea Selatan (Korsel), dan Taiwan juga mendukung gerakan pemberontakan yang
dilakukan oleh PRRI.
Akibat dari pemberontakan ini,
pemerintah pusat akhirnya membentuk sebuah pasukan untuk menumpas pemberontakan
yang dilakukan oleh PRRI. Hal ini mengakibatkan pertumpahan darah dan jatuhnya
korban jiwa baik dari TNI maupun PRRI. Selain itu, pembangunan menjadi
terbengakalai dan juga menimbulkan rasa trauma di masyarakat Sumatera terutama
daerah Padang.
5.
Usaha Pemerintah Untuk Menumpas
Pemberontakan PRRI/PERMESTA
Terjadinya pemberontakan PRRI/PERMESTA ini mendorong pemerintahan RI untuk
mendesak Kabinet Djuanda dan Nasution aupaya menindak tegas pemberontakan yang
dilakukan oleh organisasi PRRI/PERMESTA tersebut. Kabinet Nasution dan para
mayoritas pimpinan PNI dan PKI menghendaki supaua pemberontakan tersebut untuk
segera di usnahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, untuk
pimpinan Masyumi dan PSI yang berada di Jakarta sedang mendesak adanya
perundingan dan penyelesaian secara damai. Namun pada akhirnya, pemerintah RI
memilih untuk menindak para pemberontak itu dengan tegas. Pada akhir bulan
Februari, Angkatan Udara Republik Indonesia memulai pengeboman
instansi-instansi penting yang berada di kota Padang, Bukit Tinggi, dan Manado.
Pada awal bulan Maret, pasukan dari Divisi Diponogoro dan Siliwangi yang
berada di bawah pimpinan Kolonel Achmad Yani didaratkan di daratan Pulau
Sumatera. Sebelum pendaratan itu dilakukan, Nasution telah mengiriman Pasukan
Resmi Para Komando Angkatan Darat di ladang-ladang minyak yang berada di
kepulauan Sumatera dan Riau. Pada tanggal 14 Maret 1958, daerah Pecan Baru
berhasil dikuasai, dan Operasi Militer kemudian dikerahkan ke pusat pertahanan
PRRI. Pada tanggal 4 Mei 1958 Bukit tinggi berhasil dikuasai dan selanjutnya
Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) membereskan daerah-daerah bekas
pemberontakan PRRI. Pada penyerangan tersebut, banyak pasukan PRRI yang
melarikan diri ke area perhutanan yang berada di daerah tersebut.
Untuk melancarkan penumpasan terhadap Pemberontakan tersebut, pemerintah
membentuk sebuah pasukan Operasi Militer yang operasinya disebut Operasi
Merdeka pada bulan April 1958 dan operasi tersebut di pimpin oleh Letkol
Rukminto Hendradiningrat. Organisasi PERMESTA diduga mendapatkan bantuan dari
tentara asing, dan bukti dari bantuan tersebut adalah jatuhnya pesawat yang
dikemudikan oleh A.L Pope (Seorang Warga negara Amerika) yang tertembak jatuh
di Ambon pada tanggal 18 Mei 1958. Pada tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein
menyerahkan diri, dan pada pertengahan tahun 1961, para tokoh-tokoh yang
bergabung dalam gerakan PERMESTA juga menyerahkan diri.
LAMPIRAN 2
RUBRIK
OBSERVASI
|
|||||||||||||||||||||||||||
KOMPETENSI
SIKAP (SPIRITUAL DAN SOSIAL)
Mata pelajaran : Sejarah peminatan
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2015/2016
|
|||||||||||||||||||||||||||
No.
|
NIS
|
NISN
|
Nama Peserta Didik
|
Skor untuk sikap
|
Jumlah Skor
|
Nilai
|
|||||||||||||||||||||
Religius
|
Kejujuran
|
Kedisiplinan
|
Tanggung
jawab
|
Kepedulian
|
Kerjasama
|
Tenggang
rasa
|
Hormat
pada Guru
|
Ramah
dengan teman
|
Kerajinan
|
Ketekunan
belajar
|
Proaktif
|
||||||||||||||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
13
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
14
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
15
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
16
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
17
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
18
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
19
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
21
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
22
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
23
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
Keterangan :
|
|||||||||||||||||||||||||||
1.
|
Skor setiap komponen maksimal 4 dengan
ketentuan sebagai berikut :
|
||||||||||||||||||||||||||
a. Skor 4 = selalu
|
|||||||||||||||||||||||||||
b. Skor 3 = sering
|
|||||||||||||||||||||||||||
c. Skor 2 = kadang-kadang
|
|||||||||||||||||||||||||||
d. Skor 1 = tidak pernah
|
|||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Nilai= (jumlah skor/skor maksimal) x 100
|
.
|
|||||||||||||||||||||||||
Kriteria Nilai
A = 80
– 100 : Baik Sekali
C = 60 – 69 : Cukup
B = 70
– 79 : Baik D = ‹ 60 :
Kurang
LAMPIRAN 3
Soal Uraian
Kerjakan soal dibawah ini
NO.
|
PERTANYAAN
|
JAWABAN
|
1.
|
Aku adalah salah satu gerakan
yang muncul dari masyarakat Padang.
Aku dipandang sebagai
pemberontak yang mengancam disintregasi pemerintah pusat.
Tujuan dari gerakanku adalah
mendorong pemerintah supaya memperhatikan pembangunan negeri secara
menyeluruh
Siapakah aku?
|
PRII
|
2.
|
Aku adalah salah satu pahlawan revolusi
Aku adalah Pimpinan Divisi
Diponogoro dan Siliwangi
Aku pimpinan yang didaratkan di
daratan Pulau Sumatera untuk menumpas PRRI
Siapakah aku?
|
Kolonel
Achmad Yani
|
3.
|
Aku
adalah Perdana Menteri PRRI
Selain menjadi PM dalam PRRI aku juga menjabat sebagai menteri Keuangan.
Aku juga pernah memperoleh mandat dari presiden Soekarno untuk membentuk
PDRI akibat ibukota mendapat seerangan Agresi Militer Belanda II
Siapakah aku?
|
Mr.
Syarifudin Prawiranegara
|
4.
|
Aku adalah dewan-dewan militer daerah bentukan PRRI.
Aku tersebar di Sumatera Barat,
Medan dan Sumatera Selatan.
Aku dibentuk karena
ketidakpuasan PRRI terhadap keputusan pemerintah pusat.
Siapakah aku?
|
Dewan
Banteng, Dewan Gajah, dan Dewan Garuda
|
5.
|
Aku pemimpin Dewan banteng di Sumatera Barat.
Tanggal 15 Februari 1958 aku
memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.
Siapakah aku?
|
Letnan Kolonel Ahmad Husein
|
Skor Penilaian
Tes Tertulis
No. Soal
|
Skor
Maksimal
|
1
|
20
|
2
|
20
|
3
|
20
|
4
|
20
|
5
|
20
|
Jumlah
skor
|
100
|
|

LAMPIRAN 4
RUBRIK
OBSERVASI
|
||||||||||||||
KEGIATAN
DISKUSI DAN PRESENTASI
Mata pelajaran : Sejarah peminatan
Kelas/Semester : XI/1
Tahun Pelajaran : 2015/2016
|
||||||||||||||
No.
|
NIS
|
NISN
|
Nama Peserta Didik
|
Aspek Pengamatan
|
Jumlah
Skor
|
Nilai
|
||||||||
Kerja sama
|
Keaktifan
|
komunikasi
|
Wawasan
|
Menghargai pendapat teman
|
||||||||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
13
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
14
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
15
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
16
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
17
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
18
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
19
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
21
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
22
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
23
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
Keterangan :
|
||||||||||||||
1.
|
Skor setiap komponen maksimal 4 dengan
ketentuan
sbb :
|
|||||||||||||
a. Skor 4 = baik sekali
|
||||||||||||||
b. Skor 3 =
|
baik
|
|||||||||||||
c. Skor 2 = cukup
|
||||||||||||||
d. Skor 1 = kurang
|
||||||||||||||
2.
|
Nilai= (jumlah skor/skor maksimal) x 100
|
|||||||||||||
Kriteria Nilai
A = 80
– 100 : Baik Sekali
C = 60 – 69 : Cukup
B = 70
– 79 : Baik D =
‹ 60
:
Kurang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar